Donor Darah merupakan
salah satu kegiatan kepedulian sosial dimana setiap orang yang telah memenuhi
syarat menjadi pendonor dapat menyumbangkan darahnya kepada yang membutuhkan.
Syarat utama seorang calon pendonor adalah berusia 17 – 60 tahun, tubuh sehat,
dan memiliki bobot lebih dari 45 kg.
Suasana Acara Donor Darah di Kampus Fakultas Ilmu Terapan Telkom University, terlihat ramai pengunjung. |
Mendengar tentang donor
darah, saya jadi tertarik untuk terlibat sebagai pendonor darah. Tujuannya
pasti menolong banyak orang lain yang membutuhkannya. Pada saat itu, kondisi
kesehatan masih baik dan sehat. Tidak ada satupun penyakit akut yang saya
derita selama 6 bulan terakhir. Darah saya termasuk dalam golongan darah A. Itu
loh yang katanya berkarakter Sabar & tenang, Patuh Hukum (Disiplin),
bertanggung jawab, tapi gampang cemas/curiga dan juga keras kepala.
Pada 14 – 17 April
2014, diselenggarakanlah acara donor darah dengan tema “2000 kantung darah”
oleh PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Bandung. Acara ini diselenggarakan
di 4 lokasi sekitar Kampus Telkom University (14 April di Fakultas Teknik, 15
April di Fakultas Ekonomi & Bisnis, 16 April di Fakultas Ilmu Terapan, dan
17 April di Fakultas Industri Kreatif), tempat saya kuliah. Karena banyak yang
ikut mendonorkan darah, maka saya menunggu sampai tanggal 16 April, hari rabu.
Memasuki tanggal 16
April, beberapa persiapan menjelang donor darah dilakukan. Sarapan pagi harus
banyak agar kadar Hb (Hemoglobin) memenuhi kriteria calon pendonor. Kondisi
tubuh tetap segar dan sehat. Setelah itu saya berangkat menuju Kampus Fakultas
Ilmu Terapan Telkom University (d/h Politeknik Telkom). Stand donor darah PMI
letaknya di Lobby Gedung Fakultas itu. Setelah saya sampai, suasana stand donor
darah berangsur ramai. Kebanyakan pendonor adalah mahasiswa. Ada pula sebagian
kecil dari dosen dan karyawan.
Pertama – tama, panitia
donor darah memberikan saya formulir untuk diisi. Sebelumnya saya mengukur
berat badan terlebih dahulu yang menjadi syarat utama pendonor. Terlihat bobot
saya mencapai 58 kg dan syarat terpenuhi. Kemudian saya isi formulir itu.
Setelah itu, formulir diserahkan kembali ke panitia untuk di masukkan ke data
pendonor. Selanjutnya adalah tes hemoglobin dan cek Golongan Darah. Panitia itu
memberi saya instruksi untuk menunggu di depan meja tes hemoglobin dan cek
Golongan Darah sampai namanya dipanggil. Sambil menunggu dipanggil, saya
membayangkan bagaimana rasanya nanti kalo darahnya diambil sampai satu kantong
penuh. Beberapa pendonor lain ada yang merasakan pegal, pusing, bahkan ngantuk
pasca donor darah.
Kartu donor darah dari PMI. |
Ketika nama saya dipanggil,
petugas donor mengambil sampel darah untuk uji Hb dan cek Golongan Darah.
Caranya petugas menggunakan sejenis alat tusuk yang steril ke salah satu jari
pendonor. Setelah itu barulah diputuskan berapa kadar Hb nya. Ternyata kadar Hb
saya cocok untuk mendonorkan darah. Setelah itu petugas juga memberikan kartu
donor darah. Kartu donor darah memiliki 4 warna yang berbeda tergantung pada
jenis golongan darah. Kartu donor saya berwarna putih karena Golongan darahnya
A. setelah itu tiba giliran untuk cek tekanan darah (tensi). Setelah cek
tekanan darah selesai, kini tiba saatnya untuk melakukan donor darah.
Sebelumnya harus menunggu kembali sampai namanya dipanggil untuk masuk ke ruang
donor darah. Untuk melakukan transfusi darah, saya harus berbaring di ranjang
yang telah disediakan oleh PMI. Kemudian setelah berbaring, petugas di sana
memberi instruksi untuk mengepalkan tangan pada saat jarum transfusi dimasukkan
ke lengan kanan saya. Jarum transfusi darah ukurannya agar besar dari jarum
suntik pada umumnya. Sehingga rasanya sakit pada saat ditusuk oleh jarum itu.
setelah jarum transfusi masuk, petugas memberi instruksi melemaskan tangan saya
untuk menghilangkan rasa sakit itu. Pada saat itulah proses transfusi darah ke
kantung darah dimulai.
Selama transfusi darah
berlangsung, tangan semakin lama terasa pegal. Terus kepala juga terasa pusing
sedikit. Ketika kantung darah saya sudah penuh, petugas melepaskan jarum
transfusi dan menutupi bekas luka transfusi dengan kapas beralkohol. Sementara
tangan juga ditekuk untuk menutupi luka transfusi darah. Setelah itu kira
– kira ada waktu 5 menit untuk beristirahat sebelum bangun. Setelah bangun,
saya langsung menuju tempat pemulihan untuk mengganti kapas dengan plester
penutup luka. Sementara panitia yang lain juga memberiku susu murni dan bubur
kacang hijau untuk membangun kembali energi. Selain itu mereka juga memberikan
bingkisan berupa snack dan topi dari PMI sebagai wujud terima kasih atas
partisipasinya dalam kegiatan donor darah itu.
Proses Transfusi ke kantung darah. |
Bagiku, Donor darah juga
merupakan wujud kepedulian manusia terhadap orang lain. Dimana seseorang yang
mempunyai potensi dan kondisi tubuh yang baik untuk didonorkan menyumbangkan
darah kepada orang lain yang membutuhkannya demi penyembuhan penyakit tanpa
membahayakan dirinya. Dalam hukum Islam, Donor Darah tidak diharamkan bagi umatnya jika berguna (tidak membahayakan) baik itu ke pendonor maupun penerimanya.