Friendship makes me happy

Friendship makes me happy

Friendship makes me happy

Friendship makes me happy

Rabu, 16 April 2014

My First Experience : Donor Darah


Donor Darah merupakan salah satu kegiatan kepedulian sosial dimana setiap orang yang telah memenuhi syarat menjadi pendonor dapat menyumbangkan darahnya kepada yang membutuhkan. Syarat utama seorang calon pendonor adalah berusia 17 – 60 tahun, tubuh sehat, dan memiliki bobot lebih dari 45 kg.

Suasana Acara Donor Darah di Kampus Fakultas Ilmu Terapan Telkom University, terlihat ramai pengunjung.


Mendengar tentang donor darah, saya jadi tertarik untuk terlibat sebagai pendonor darah. Tujuannya pasti menolong banyak orang lain yang membutuhkannya. Pada saat itu, kondisi kesehatan masih baik dan sehat. Tidak ada satupun penyakit akut yang saya derita selama 6 bulan terakhir. Darah saya termasuk dalam golongan darah A. Itu loh yang katanya berkarakter Sabar & tenang, Patuh Hukum (Disiplin), bertanggung jawab, tapi gampang cemas/curiga dan juga keras kepala.

Pada 14 – 17 April 2014, diselenggarakanlah acara donor darah dengan tema “2000 kantung darah” oleh PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Bandung. Acara ini diselenggarakan di 4 lokasi sekitar Kampus Telkom University (14 April di Fakultas Teknik, 15 April di Fakultas Ekonomi & Bisnis, 16 April di Fakultas Ilmu Terapan, dan 17 April di Fakultas Industri Kreatif), tempat saya kuliah. Karena banyak yang ikut mendonorkan darah, maka saya menunggu sampai tanggal 16 April, hari rabu.

Memasuki tanggal 16 April, beberapa persiapan menjelang donor darah dilakukan. Sarapan pagi harus banyak agar kadar Hb (Hemoglobin) memenuhi kriteria calon pendonor. Kondisi tubuh tetap segar dan sehat. Setelah itu saya berangkat menuju Kampus Fakultas Ilmu Terapan Telkom University (d/h Politeknik Telkom). Stand donor darah PMI letaknya di Lobby Gedung Fakultas itu. Setelah saya sampai, suasana stand donor darah berangsur ramai. Kebanyakan pendonor adalah mahasiswa. Ada pula sebagian kecil dari dosen dan karyawan.

Pertama – tama, panitia donor darah memberikan saya formulir untuk diisi. Sebelumnya saya mengukur berat badan terlebih dahulu yang menjadi syarat utama pendonor. Terlihat bobot saya mencapai 58 kg dan syarat terpenuhi. Kemudian saya isi formulir itu. Setelah itu, formulir diserahkan kembali ke panitia untuk di masukkan ke data pendonor. Selanjutnya adalah tes hemoglobin dan cek Golongan Darah. Panitia itu memberi saya instruksi untuk menunggu di depan meja tes hemoglobin dan cek Golongan Darah sampai namanya dipanggil. Sambil menunggu dipanggil, saya membayangkan bagaimana rasanya nanti kalo darahnya diambil sampai satu kantong penuh. Beberapa pendonor lain ada yang merasakan pegal, pusing, bahkan ngantuk pasca donor darah.

Kartu donor darah dari PMI.


Ketika nama saya dipanggil, petugas donor mengambil sampel darah untuk uji Hb dan cek Golongan Darah. Caranya petugas menggunakan sejenis alat tusuk yang steril ke salah satu jari pendonor. Setelah itu barulah diputuskan berapa kadar Hb nya. Ternyata kadar Hb saya cocok untuk mendonorkan darah. Setelah itu petugas juga memberikan kartu donor darah. Kartu donor darah memiliki 4 warna yang berbeda tergantung pada jenis golongan darah. Kartu donor saya berwarna putih karena Golongan darahnya A. setelah itu tiba giliran untuk cek tekanan darah (tensi). Setelah cek tekanan darah selesai, kini tiba saatnya untuk melakukan donor darah. Sebelumnya harus menunggu kembali sampai namanya dipanggil untuk masuk ke ruang donor darah. Untuk melakukan transfusi darah, saya harus berbaring di ranjang yang telah disediakan oleh PMI. Kemudian setelah berbaring, petugas di sana memberi instruksi untuk mengepalkan tangan pada saat jarum transfusi dimasukkan ke lengan kanan saya. Jarum transfusi darah ukurannya agar besar dari jarum suntik pada umumnya. Sehingga rasanya sakit pada saat ditusuk oleh jarum itu. setelah jarum transfusi masuk, petugas memberi instruksi melemaskan tangan saya untuk menghilangkan rasa sakit itu. Pada saat itulah proses transfusi darah ke kantung darah dimulai.

Selama transfusi darah berlangsung, tangan semakin lama terasa pegal. Terus kepala juga terasa pusing sedikit. Ketika kantung darah saya sudah penuh, petugas melepaskan jarum transfusi dan menutupi bekas luka transfusi dengan kapas beralkohol. Sementara tangan juga ditekuk untuk menutupi luka transfusi darah. Setelah itu kira – kira ada waktu 5 menit untuk beristirahat sebelum bangun. Setelah bangun, saya langsung menuju tempat pemulihan untuk mengganti kapas dengan plester penutup luka. Sementara panitia yang lain juga memberiku susu murni dan bubur kacang hijau untuk membangun kembali energi. Selain itu mereka juga memberikan bingkisan berupa snack dan topi dari PMI sebagai wujud terima kasih atas partisipasinya dalam kegiatan donor darah itu.

Proses Transfusi ke kantung darah.


Bagiku, Donor darah juga merupakan wujud kepedulian manusia terhadap orang lain. Dimana seseorang yang mempunyai potensi dan kondisi tubuh yang baik untuk didonorkan menyumbangkan darah kepada orang lain yang membutuhkannya demi penyembuhan penyakit tanpa membahayakan dirinya. Dalam hukum Islam, Donor Darah tidak diharamkan bagi umatnya jika berguna (tidak membahayakan) baik itu ke pendonor maupun penerimanya.