Berbuat marah merupakan kebiasaan umum manusia ketika ada hal yang menurutnya tidak diinginkan/disukai. berbuat marah bisa melalui hati, bahkan juga bisa lewat mulut (lisan). biasanya manusia marahnya di hati terlebih dahulu, kemudian jika ia belum tenang ia akan melampiaskan kemarahannya secara lisan. Biasanya mereka marah sambil mengucapkan kata - kata yang kotor (misalnya g*blok, t*i, t*lol, b*jing*an, dsb.). Resiko tidak menjaga lisan/perkataan saat marah tak lain adalah kekerasan fisik/konflik.
Suatu, ketika ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan kepada sang anak untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah...
Hari pertama anak itu telah memakukan begitu banyak paku ke pagar setiap kali dia marah... lalu secara bertahap jumlahnya berkurang. Dia mendapati ternyata lebih mudah menahan amarahnya ketimbang memaku pagar.
Akhirnya tibalah waktu dimana si anak merasa benar-benar bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal tersebut kepada sang ayah, yang kemudian mengusulkan untuk mencabut satu paku satu hari setiap dia berhasil menahan marah.
Hari-hari berlalu dan si anak akhirnya memberitahu kepada sang ayah bahwa ia telah berhasil mencabut paku-paku tersebut, lalu sang ayah menuntun si anak menuju pagar belakang rumah.
"Hmmz.., kamu telah berhasil dengan baik anakku, tetapi lihatlah lubang-lubang di pagar ini. pagar ini tidak akan sama seperti sebelumnya. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain...
Kamu bisa menusukkan pisau kepada seseorang, lalu mencabut pisau itu tetapi tidak perduli kamu meminta maaf luka tersebut tetap ada dan luka karena kata-kata lebih buruk dari luka fisik..."
Oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah yang bisa menahan lisannya, karena banyak musibah yang diawali dari lisan. Contohnya saling ejek antar kelompok tertentu yang bisa memicu Tawuran/Kerusuhan.
Allah SWT berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang" [Al-Hujurat : 12]
Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 6477 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 2988 [3] dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :
"Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat"
Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam"
Oleh karena itu kita sebagai umat Islam kalo marah karena sesuatu, di masukin ke hati aja terus di tahan biar makin tenang. apabila menggunakan cara lisan juga, gunakan perkataan yang baik sebagai nasihat kepada orang lain. Biar orang lain juga tahu apa yang merasa tidak nyaman/tenang di sekitarmu. Semoga Allah SWT memberi kekuatan pada kita untuk senatiasa menjaga lisan dari perkataan-perkataan yang buruk....aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar